Tuesday 7 May 2013

Why interest homeschooling part 2

Okay mari bercerita lagi..sampai pada pasal pertama kenapaa kok mama ga menyekolahkan adek-adek saya sekolah formal..ga takut suram apa masa depan mereka? gak pingin anaknya jadi dokter juga nih, kayak bapaknya?
gitu kira2 pertanyaan para para kawans lainya
Ya maksud pencampur adukan hak dan batil disini banyak sekali..dan panjang pembahasanya jika dikupas per mata pelajaran..jika dimulai dari PpKN yang menuhankan pancasila dengan sangat..berkaitan dengan pemahaman aqidah anak, pelajaran ktk yg bnyak bertentangan dgn fiqh, seni musik, pelajaran agama yg hanya 2 jam per minggu, PELAjaran Ipa mengenai science dan alam menakjubkan tapi tidak diberitahu ke murid siapa pencipta alam semesta ini dsb. 
Selain itu pelajaran akhlak seolah2 menguap begitu saja..karena idola siswa (termasuk saya saat itu) bukan rasulullah, sahabat dan tabiit tabiin (ya iya gimana mau jadi idola, memang ga ada mata pelajarannya mengenai mereka)..idola hanya artis,pemusik,pemain sinetron..apakah kehidupan yg seperti itu yg diinginkan ke anak2 kelak?


Okay di samping itu mama punya hasrat terpendam yakni ingin anak2nya semua menjadi tahfiz quran. Yakni penghafal quran..tidak hanya itu namun juga mengamalkan,memahami.

Karena minimnya penghafal quran saat itu di Balikpapan, dan sekolah tahfiz quran jauh-jauh, di Jawa sana, selain itu mama juga berat berpisah dengan adek-adek, ya dilaksanakanlah homeschool itu di rumah :)

Rumah kami yang kedua, di km 35 area kutai kertanegara, jauh dari kota. Listrik pun tidak ada, yang ada cuma suara jangkrik, suara kodok, dan daun-daun yang diterpa angin (hahaha lebay)kolam ikan yang jernih,.. Benar-benar jauh dari kebisingan kota, dan natural, 
Ibrahim saat itu usia 4 tahun, mainannya benar-benar alami, main kolam, main daun, main binatang kecil dan lain-lain, betul-betul steril. 
Saat itu sungguh masa-masa yang berat, karena semua menyalahkan mama, semua anggap mama gila dan sesat (duh, mau jadikan anak hafiz hafizah dikatain sesat, yang ga sesat yang gimana tho).

Tapi dasar yang namanya Ibu Hakim ini keras kepala, jadi apapun kata orang beliau cuek beibeh, (dengan tetap menerima masukan dan saran yah), jadi pelaksaan homeschool tetap berjalan. Tahun pertama berat sekali rasanya, memasukkan pemahaman kepada adik-adik dan saya bahwa Qur'an itu adalah yang no. 1 di atas segalanya, adalah hal yang gak mudah, karena kita sudah terkagum-kagum dengan iptek, dengan segala hal buatan manusia. Belum menyadari bahwa dibalik semua itu ada pencipta sesungguhnya. Belajar yang ada di pemahaman kami ya, di kelas, sekolah formal, SD-SLTP-SMU,s1, s2 dst. Ga ada tuh belajar di rumah, bisa bodo nanti kami. Begitu kira-kira ya, masa-masa kegalauan. 

lambat-laun, lama kelamaan paradigma berubah, adek-adek sudah enjoy dengan aktifitasnya, apalagi tetangga rumah kami, (beliau saat ini dosen luar biasa Fak.Ilmu Bumi dan Teknik Mineral ITB, manager dan direktur perusahaan Batu Bara di Indonesia namanya rahasia ya, dan istrinya Insinyur Lingkungan) juga ikut-ikutan homeschooling, hahaha nambah lagi orang gila di area kami :p, ada  yang orang tuanya manajer perusahaan, kontraktor plus developer, apa iya gila tu pada, oia, lupa cerita, bapak saya dr.Abdul Hakim, SPKK, dokter kulit senior di Balikpapan, akademis banget lah ya pokoknya, apa iya gila juga ga nyekolahin anaknya,hihihi, ada-ada aja ya masyarakat ini. Dari kalangan dhuafapun juga ada, makanya terjadi subsidi silang agar yang berpunya bisa membantu yang kurang.

Masa-masa sulitnya yang banyak (nanti saya cerita lagi deh, ntar bisa jadi pembaca nangis wohooooo :p) langsung aja ke masa setengah sulit (apa lagi ini??) yakni terus memberi pemahaman tentang homeschool kepada sanak sodara dan teman-teman sambil hafalan adek-adek saya terus bertambah dari 5 juz ke 10 juz hingga akhirnya TARAAAAA,,,,
Usia Ibrahim 8 tahun, sudah berhasil hafal 30 juz AlQuran, sujud syukur tiada bertepi, ini bukan karena kehebatan mama or karena apa, ini hanya karena rahmat Allah semata, melalui anak dari rahim mama, sangat gampang Allah menghilangkan hafalan itu jika ada rasa kesombongan sebesar biji sawi. Usia Nur Asiah 18 tahun, dan Maryam 15 tahun, saat itu mereka sudah mengumpulkan mushaf Alquran itu di dadanya, dan 30 juz sudah didapat. Sampai itukah perjuangan mereka? oh tidak, masih ada tahapan legalitas 1 lagi untuk mereka yakni sanad, 
Apa itu sanad? Sanad adalah legalitas dari Allah, Jibril, Nabi Muhammad, sahabat, tabiit, tabiin penghafal quran sampai ke Nur Asiah, AL Hafidzah. Mendapatkannya tidak mudah, survey ke berbagai pondok (salah satunya Elkid di puncak), akhirnya ujung-ujungnya, balik lagi ke homeschool, yakni berpusat di rumah, manggil pak ustadz dari Indramayu yang telah bersanad. Ini dia foto sanadnya adek saya Nur Asiah, Al Hafidzah.
Bagaimana dengan legalitas ijazah mereka? Saat ini menteri pendidikan telah mengeluarkan UU mengenai homeschooling nomer 3 tahun 2008 tentang standar proses pendidikan kesetaraan program paket A, program paket B dan program paket C dan beberapa UU lainnya berkaitan dengan homeschooling. Jadi selain menghafal tentu mereka juga belajar ilmu lain, matematika, bahasa inggris, computer, sesuai dengan minatnya masing-masing. Dan saat ini Nur Asiyah, Al Hafidzah sudah mendapat ijazah paket C (setara SMU) Maryam, Al Hafidzah mendapat ijazah paket B (setara SMP) dan proses mendapat ijazah paket C dan Ibrahim dalam proses mendapat ijazah paket A (setara SD). Mereka juga dapat kuliah di perguruan tinggi sebagaimana anak-anak lainnya. Asiyah dan Maryam saat ini juga tengah menyiapkan diri untuk kuliah di perguruan tinggi.



Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim no. 208)



Apa saja keutamaan penghafal quran? terus bagaimana tentang kekhawatiran orang-orang mengenai masa depan anak-anak homeschool nanti kita cerita lagi ya..triple F sudah meraung-raung nihh,,,
#harusnya saya balik nanya ke mereka, secemerlang apa sih masa depan anda#

No comments:

Post a Comment