Monday 10 June 2013

Berapa sih, Biaya Homeschooling itu?, Mahal/Murah...hmmmm


Sebenarnya sudah lama saya pingin menuangkan tentang hal ini, karena masih banyak yang beranggapan homeschooling itu mahal, eksklusif, punya artis, berkelas, atau kalau komentar yang agak nyelekit, homeschooling spesial anak ABK (anak berkebutuhan khusus),,

pertanyaan menggelitik : bukankan ibu harus memfasilitasi semua apa yang dibutuhkan anak tersebut mulai buku, alat peraga, fasillitas lainnya,
jawaban simple : sama aja, anak sekolah formal juga pakai buku, alat peraga, meja belajar, dan lain-lain,

Okay, coba kita bahas yuk pelan-pelan dengan keterbatasan pengalaman saya, maka saya mencontohkan (lagi-lagi) mama saya dan adek-adek saya yang betah banget HS selama 9 tahunan ,,

1. Usia mempengaruhi, berapa usia anak yang diHSkan? rata-rata nih usia HS itu adalah usia 3-12 tahun kan yah, usia PAUD dan SD lah ya, makin tinggi usia, makin banyak biaya,

2. Tujuan HS, tujuan HS sangat mempengaruhi biaya, mau dijadikan apa anak anda, dengan diskusi sama anak dong ya, maka tercapai tujuan itu bersama

3. Skill dan kemampuan orang tua, ini juga sangat mempengaruhi, makin terampil, kreatif, dan smart orang tua, makin irit biaya homeschool itu ya, tapi saya yakin, orang tua yang pingin anaknya homeschooling adalah ortu-ortu idealis nan cerdas, mereka learning by doing.

Nah, tentang mama, mama pingin menjadikan anak-anaknya hafidz dan hafidzah quran pada saat itu, sedangkan saat itu, juz 30 pun mama belum sempurna hafalannya (nah, catet ya bu-ibu, mamanya walau bukan hafizah boleh kok bercita-cita punya anak hafiz hafidzah), tapi mama mengaji sangat merdu, sering dipanggil oleh pengajian-pengajian dan mengisi acara, makhrojul huruf/ tajwid juga syarat mutlak kalau ingin menjadikan anak hafiz dan hafizah quran, sedikit artikel mengenai hukum menghafal quran :

Hukum Menghafal Al-Qur’an
Menurut Imam Nawawi hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardu kifayah. Termasuk hukumnya fardu kifayah, ilmu-ilmu syara’ yang mesti diperoleh oleh seorang muslim untuk menegakkan agamanya seperti menghafal Al-Qur’an. Yang dimaksud dengan fardu kifayah yaitu kewajiban yang ditujukan kepada semua mukallaf atau sebahagian dari mereka yang apabila diantara mereka (cukup sebagiannya saja) melaksanakannya maka akan menggugurkan dosa yang lainnya (yang tidak melaksanakan) dan apabila tidak ada seorangpun yang melaksanakan kewajiban tersebut maka dosanya ditanggung bersama.  .
Orang yang melaksanakan fardu kifayah itu mempunyai kelebihan tersendiri dari pada orang yang melaksanakan fardu ‘ain, karena dia menggugurkan dosa umat yang tidak melaksanakan. Imam Haramain dalam kitab Al-Giyaai mengungkapakan bahwa fardu kifayah lebih utama dari pada fardu ‘ain dilihat dari bahwa pelakunya itu menutupi dan menggugurkan dosa umat islam yang lainnya sedangkan fardu ain hanya untuk dirinya sendiri.
Maka di tahun awal, yang mengajarkan semuanya ke adek-adek saya
adalah mama sendiri, berapa biayanya? TIDAK ADA BIAYA,  
Untuk perangkat, semua orang muslim pasti punya quran, atau iqra, atau buku, atau pensil. Nah, tahap pertama hanya membutuhkan alat-alat itu, dan biayanya berapa? BIAYANYA MURAH,Ibrahim kecil pada saat itu juga bermain banyak eksplorasi dengan alam langsung karena halaman rumah kami di km. 35 (Kutai Kartanegara) sangat luas, jadi dia puas main lari-larian dengan temannya, main tanaman atau mengamati jangkrik dan belalang.
Memasuki perkembangan anak-anak selanjutnya, setelah hafal juz amma, mama juga alhamdulillah hafal juz amma, karena menghafalnya bareng-bareng, masuk ke juz 29, 28, 1, 2 dan seterusnya, mama masih menjadi guru, tapi karena kemampuan terbatas, mulai membeli alat peraga yakni Quran Digital, harganya per buah Rp 1.000.000 maka mama beli 3 buah, adik-adik saya masing-masing punya, kelebihan quran digital ini ayatnya bisa diulang hingga 9 kali, praktis masuk kantong, jadi dimana-mana bisa mendengarkan murattal, dan hafalan cepat masuknya, hmmm 3 Quran digital, jadi 3 juta rupiah, kayaknya kalau dibandingkan manfaat yang didapat, nominal itu jadi kecil sekali ya, apalagi dibandingkan dengan biaya masuk sekolah yang setinggi langit, hehe hampir tak ada artinya kan,,
Selain belajar menghafal, Ibrahim saat itu juga belajar membaca iqra, belajar membaca latin, berhitung dasar dan lain-lain, yang mengajar siapa? mama juga, maka biaya pun tambah murah meriah, yaps semua mama bisa mengajarkan ini ke anaknya, tinggal mamanya belajar metode menyenangkan, saya ingat saat itu mama mengajarkan berhitung pakai daun dijejer-jejer, korek api, mobil-mobilannya Ibrahim, tusuk gigi, jadi biayanya tambah kecil kannnn :), kalau zaman sekarang ya Alhamdulillah sudah ada alat bantu website-website berbayar seperti ixl, hoodamath, aleks, dan lain-lain jadi makin terbantu deh para ortu.
Hafalan tambah banyak, mulai memasuki juz-juz atas yang ayatnya panjang dan jarang didengar, nah, ini baru berbiaya, karena adek-adek saya sudah tidak mau diajar mama, mama sih masih tetap mau ngajarin, tapi kalau mama terus yang ngajarin, sedangkan skill dan kemampuan terbatas, kecepatan berfikir anak-anak terus melesat, bisa lambat berkembangnya kan,  maka dipanggillah para guru-guru terkait,yakni yang sudah hafal Quran, yang sudah Hafidz dan Hafidzah, tapi mensiasati supaya lebih hemat, guru ini tidak hanya mengajar ke adek-adek saya, tapi juga ke anak-anak lainnya, jadi istilahnya homeschooling komunitas, biaya juga gak mahal, kan yang bayarin banyak, hehe, intinya pintar promosi dan ngajak anak-anak lain ikut, sambil dakwah juga menyebarkan cinta Quran kan  :), selain itu mereka juga kursus bahasa arab, memanggil guru privat juga, jadi ya bayar guru privat, seandainya mama saya pintar bahasa arab, ya gak perlu memanggil guru kan hehe :)

Selain itu , ada sarana lain yang khusus disediakan mama dalam rangka menunjang homeschooling ini terkait hadits nabi : Rasulullah bersabda, "ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah" (riwayat sahih bukhari/muslim)
1. Kolam renang, khusus untuk keluarga, karena belum ada kolam renang syariah yang bisa memisahkan laki-laki dan perempuan, 
2. Kuda berikut area pacuannya, 
3. area panahan
4. area flying fox

Pada stase ini, adek-adek saya banyak berpindah-pindah tempat homeschooling, pernah di Kutai, Balikpapan, Banjarmasin, dan Jakarta. Gurunya pun berganti-ganti sesuai domisili, saat di Banjarmasin, mama cari hafidz quran disana, mencarinya ini perjuangan sekali, bertanya di mesjid-mesjid, bertanya pada ustadz setempat, bahkan pasang iklan di koran. Saat di Jakarta, juga begitu, tapi Allah kasih mudah semua, karena niat untuk menghafal kalamNya, maka pencarian guru ini tidak terlalu sulit semua atas izinNya.
Menginjak tahun 2010, adek-adek saya sudah hafal quran, Barakallah, Ibrahim 8 tahun, Nur Asiah 18 tahun dan Maryam 15 tahun. Tapi tidak sampai disitu, mereka harus mengulang lagi dari awal, mempertahankan hafalan tidak lebih mudah dari menghafal yang baru, sampai akhirnya adek saya Nur Asiah saat ingin mendapatkan sanad, disini pencarian masih terus dilakukan, ya, mencari guru yang bersanad untuk mau tinggal di Balikpapan. Setelah dilakukan pencarian, di kota Balikpapan tidak ada hafidz dan hafidzah yang bersanad. Sanad adalah ijazah resmi, seorang penghafal quran, yang di ijazah itu dari Allah, Jibril, Muhammad, sahabat, tabiit, tabiin, hingga namanya dia. Biaya mulai tinggi nih pemirsa, karena survey ke beberapa tempat seperti pesantren Elkid, puncak, dll. Ujung-ujungnya ya adek-adek tetap memilih homeschooling, nah loh, dipondokin ga ada yang mau, akhirnya dapat guru suami istri hafidz Quran, yang alhamdulillah mereka memiliki sanad asal Indramayu, hmm,, maka biaya yang dikeluarkan disini berupa tiket pesawat mereka sekeluarga, (+ anak 2 orang), mereka minta disediakan rumah kontrakan dan gaji bulanan yang masuk akal, dengan asumsi mereka tinggal selama 6 bulan di Balikpapan, khusus untuk mendapatkan ijazah sanad. Biayanya tinggi? hmm itu relatif, karena pada saat anak usia 18 tahun semua orang tua baik yang sekolah atau yang homeschooling juga menyediakan ini itu untuk ujian anaknya kan, mereka akan me-les-kan anaknya, bimbel, buku-buku macam-macam, jadi sama saja kayaknya biayanya, bahkan menurut saya tetap homeschooling lebih murah, apalagi kalau yang mbayar rame-rame hehe :) biaya yang dikeluarkan ini pun jauh sekali dibanding manfaat yang didapat, karena Nur Asiah akhirnya menjadi satu-satunya Hafidzah perempuan termuda di Balikpapan yang telah bersanad.
Mendapatkan sanad, sama seperti anda skripsi atau thesis. Begini prosesnya :
1. 1 hari membaca 1 juz selama 30 hari (1 bulan)
2. 1 hari membaca 5 juz selama 6 hari
3. 1 hari membaca 10 juz selama 3 hari (kalau masuk tahap ini, maka 3 hari hanya diisi menghafal, istirahat hanya untuk solat, makan, mandi dan tidur)

Itu tanpa melihat isinya dan TIDAK BOLEH SALAH LeBIH dari 5, benar-benar ujian yang luar biasa kan, ayat akan diacak dari bagian manapun di Quran oleh sang guru dan kita harus ingat persis ayat-ayat dan panjang pendeknya, tidak boleh salah.

Alhamdulillah, atas kuasa Allah, sanad berhasil didapat, dan guru telah dipulangkan ke daerah asal (biaya tiket nih), nah, biaya-biaya lainnya, karena adek saya tidak sekolah formal, agar tetap dapat menguasai sedikit dari materi SLTP/SLTA, mama juga memasukkan mereka ke Bimbel P*ima*ama, ini untuk syarat ujian paket C, kan juga harus belajar macem Fisika, Kimia, Biologi dan lain-lain.Ya, tapi ini hanya untuk memenuhi syarat kan :), buku-buku? ya beli, karena memang sudah saatnya membeli, tapi menurut saya murah lah ya, karena mereka belajar ilmu-ilmu akademik ini hanya 1 tahun kok, sedangkan anak SMA formal di luaran 3 tahun berkutat dengan buku-buku pelajaran itu,

Kemandirian, Alhamdulillah, dengan aktivitas homeschooling ini, biaya yang pendidikan yang biasa pada keluarga lain sangat amat mahal, maka bisa dilaksanakan dengan murah, bahkan pada tahun-tahun awal nyaris tanpa biaya, biaya dibutuhkan pada saat orang tua tidak sanggup menjadi tutor anak karena keterbatasan ilmu. Maka uang yang seyogyanya untuk sekolah itu, dikumpulkan mama untuk membikinkan adek-adek rumah, 1 orang dapat 1 rumah, bukan untuk gaya-gayaan, tapi ya itu hasil pendidikan homescholing baik tunggal atau majemuk, bayar guru pun rame-rame kan, mengingat rumah atau papan adalah kebutuhan terbesar saat ini, karena mereka semua masih single dan belum menikah, maka rumah-rumah tersebut dikontrakkan ke pasangan muda yang baru-baru menikah (kontrakan bulanan), dan uang saku yang mereka dapat sehari-harinya, ya, dari bisnis kontrakan itu, harganya variatif, mulai 800rb-1,2juta per bulan. ehm, yang mau ngontrak bisa hubungi saya (haish promosi terselubung), masih ada 1 unit kosong nih hehe

Saat ini, kami sudah membuat lembaga yakni Sekolah Tarbiyatul Quran, yakni untuk mencetak hafidz-hafidzah usia sejak dini. Hm,,, makanya ya kak Seto, ayah Edi, dan Bunda Neno Warisman itu pada akhirnya membuka sekolah alternatif, karena mereka ingin berbagi pola dan metode pengajaran ke anak lainnya, apa yang sudah dipraktekkan ke anak-anak mereka melalui jalur non formal, yakni homeschooling , kan anak-anak mereka hs tuhhh (hahaha, kali ini saya ngebela mereka). 

Jadi kesimpulannya apa nih? kesimpulannya biaya itu relatif, tapi lebih murah daripada formal, apalagi jika bisa menyelenggarakan homeschooling majemuk, guru dibayar oleh muridnya, makin ringanlah biaya itu, bisa kita alokasikan ke dana lainnya, misalnya menginvestasikan tanah untuk anak kita kelak, aamiinn :), oia keuntungan lainnya nih, misalnya ortunya programmer, atau seorang design interior, karena anak meng-imitasi perilaku ortu, mereka nanti bisa jadi programmer usia muda, atau designer muda, ga perlu nunggu lulus s1 kan ya, jadi yang penting belajar menambah life skill ini sepertinya orang tuanya deh yaa,,yukk belajar sama-sama, karena saya pun masih proses, penuh kekurangannya masih tembel sana-sini :)

Allah Maha Kaya
Allah tidak akan membebani hambaNya di luar kesanggupan, 

semangat pagi















3 comments:

  1. Like this... ^^

    ReplyDelete
  2. Umm...perbanyak lagi nah postingan ttg homeschooling ini..saya sangat terbantu sekali baca pengalaman anti ini

    ReplyDelete