Tuesday 21 May 2013

Berusaha mengajarkan buah hati cinta Quran sejak dini

Mendidik anak-anak merupakan suatu hal laksana roller coaster, apa yang ada di pikiran mereka gak sama dengan yang ada di pikiran ortu, dan saya masih teruuussssssss berusaha belajar mengoreksi diri, belajar sabar dari tingkah si Faris yang usil sama adeknya. Apalagi dengan jarak yang pendek-pendek, per satu setengan tahun muncul per satu setengah tahun muncul hehe. Zaman sekarang pergaulan makin ngerrii, media-media sudah ga objektif lagi, de el el.

Mendengar kata Home School, apa ya yang ada di benak orang-orang? kurikulum, dan sosialisasi. kayaknya 2 poin ini deh yang lebih menonjol, beserta bla..bla..bla..lainnya.
begitu juga saya, kurikulum bagaimana yang harus dijejalkan ke anak-anakku yang masih mungil-mungil ini? ada Charlotte manson, kurikulum standar diknas, kurikulum cambridge, kurikulum montessori dan buanyak lagi yang bagus-bagus keren-keren sekali deh. Kurikulum itu semua adalah buatan manusia, tentu yang harus didahulukan adalah pelajaran dari Sang Pembuat Kurikulum tersebut, Allah Azza Wa Jalla, Dia telah menurunkan Al Quran, sebagai kurikulum dasar dan inti kehidupan kita, lalu sunnah-sunnah Rasulullah.

Hadits yang sangat indah dan menjadi penguat saya, yang sering up n down keimanannya .

Mempelajari Alquran adalah sebaik-baik kesibukan. Allah 'azzawajalla berfirman dalam hadits Qudsi: "Barang siapa yang disibukkan oleh Alquran dalam rangka berdzikir kepadaKu dan memohon kepadaKu niscaya Aku akan memberikan sesuatu yang lebih utama daripada apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan keutamaan Kalam Allah daripada seluruh kalam yang selain-Nya seperti keutamaan Allah atas makhlukNya." (HR. Tirmidzi)

Mari kita cermati hadits itu, orang yang sibuk ber-alqur'an bahkan akan diberikan Allah sesuatu yang utama daripada orang yang meminta atau orang yang berdoa. Berdoa saja merupakan ibadah yang Allah sukai, karena orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang sombong. Tapi ditegaskan lagi dalam hadits yang indah tadi, bahwa jika kita sibuk dengan qur'an maka Allah memberi dia sesuatu yang UTAMA, dan di akhir hadits dikatakan, keutamaan kalam Allah daripada kalam lainnya seperti keutamaan Allah atas makhluknya, jadi bolehlah disimpulkan bahwa keutamaan KURIKULUM ALLAH lebih dari apapun KURIKULUM LAINNYA, bahkan perbandingannya seperti Allah dan makhluk. Tidakkah kita cermati lebih dalam temans, mengapa kita begitu lalai, begitu menganggungkan kurikulum lainnya dan tidak mendahulukan AL quran di atas segalanya :), TEACH QURAN and QURAN will TEACH YOU EVERYTHING.

Jangan sampai kita terjebak di paradigma sekuler yang berusaha memisahkan agama dengan kehidupan lainnya, misalnya nih ya pemikiran seseorang

"kalau belajar quran aja bisa gaptek, ga bisa teknologi, dsb"

Qur'an banyak sekali bicara science, salah satu nama surahnya saja Al Hadiid, (besi), wew ini sangat science banget, ujung-ujungnya ke fakultas ilmu bumi n teknik mineral lho, kandungan bumi, proses hujan, proses terjadinya manusia (Biologi), lautan, dan banyaaaakkkkk lagiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii (agak lebay ngetiknya saking banyak ayat tentang science)

atau pemikiran begini "Kalau belajar Quran doang, bagaimana dengan pentingnya bahasa lain, bahasa Inggris, mandarin, dsb"

Hm, kita cek al hujurat ayat 13, kita diciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal, media perkenalan itu bahasa, jadi belajar apapun itu bahasa tentunya boleh lah, bahkan perlu sekali, apalagi niatnya untuk berdakwah wow, so sweet banget. Tapi, alangkah baiknya, jika bahasa yang dikenalkan kepada buah hati tercinta kita setelah bahasa Indonesia, bahasa banjar (maklum saya orang banjar) adalah bahasa Arab. Mengapa bahasa arab, tentu jawaban pertama adalah Quran bahasa Arab, hadits-hadits menggunakan bahasa arab, walau alhamdulillah saat ini sudah banyak versi terjemah yang membantu kita, dan ilmu-ilmu tafsir lainnya juga pakai bahasa arab. Jadi, dengan potensi minim yang ada saya juga sedang berusaha mengenalkan bahasa arab ke mereka. How about english, tentu juga dong, didiklah anak sesuai zamannya, gak bisa dipungkiri kan ini bhs.internasional, juga dikenalkan :)

Hasil browsing terhadap ilmuwan yang hafal quran :

1. Imam syafii (hidup pada tahun 150-204 H)

Beliau hafal Al qur'an saat usia 7 tahun, dan pada saat usia 17 tahun sudah menjadi mufti/ahli hukum (rujukan masyarakat untuk menyelesaikan persoalan mereka berdasarkan hukum islam). Dalam perkembangannya, beliau adalah seorang mujtahid mutlak, dan ahli ushul fiqh (peletak dasar ushul fiqh). Sampai sekarang karya ushul fiqh dan fiqh-nya masih dipakai kaum muslimin di seluruh dunia. Sehingga bisa dikatakan, beliau adalah ulama kaliber dunia/internasional.

2. Imam ath-thabari (hidup pada tahun 224-310 H)
    Beliau hafal Al qur'an pada usia 7 tahun. Beliau adalah ahli tafsir. Sampai sekarang karya tafsirnya masih digunakan oleh kaum muslim di seluruh dunia. Sehingga bisa dikatakan beliau adalah ahli tafsir kaliber dunia/internasional.

3. Ibnu Sina (hidup pada tahun 370-428 H)
    Beliau hafal Al qur'an saat usia 5 tahun, dan pada saat usia 17 tahun sudah menjadi dokter profesional. Dalam perkembangannya beliau ahli kedokteran, peletak dasar ilmu kedokteran. Sampai sekarang ilmunya masih digunakan di seluruh dunia. Bahkan orang Barat pun menggunakan ilmu/teorinya. Beliau juga ahli fisika.

4. Ibnu Khaldun (732-808 H)
Beliau hafal Al-qur'an saat usia 7 tahun. Beliau adalah ahli sosiologi dan ahli konstruksi. Pemikiran/ teorinya juga masih digunakan sampai sekarang di seluruh dunia.

5. Umar bin abdul aziz.
Beliau hafal Al-qur'an saat masih anak-anak. Beliau adalah seorang kholifah di masa Bani Umayyah. Seorang ahli ekonomi yang tiada duanya di dunia. Beliau sangat terkenal dengan kemampuannya memakmurkan negara dan bangsanya dalam waktu singkat (29 bulan) sampai-sampai tidak ada rakyatnya yang berhak menerima zakat

Nah, kemudian kendalanya, saya bukan seseorang yang mengerti mengenai tafsir Quran, saya bukan seorang hafidzah, saya bukan orang yang pintar berbahasa arab, saya juga bukan ahli science,  semua belepotan deh, 

Tapi, anak adalah rahasia kekuatan dimana kita mau berubah, kita mau belajar dan upgrade diri.
Saat saya belum memiliki Faris, Fathiya dan Farissa tidak pernah membaca-baca tafsir, bacaannya seputar novel, dan majalah fashion. Saat belum memiliki mereka tidak pernah peduli tentang parenting, dan 'bodo amat' dengan pendidikan, tapi dengan memiliki mereka, tentu saya ingin mereka jauuuuhhh lebih berilmu, lebih berharta, lebih - lebih- lebih dari orang tuanya, tentulah saya yang harus banyak belajar. Maka mulailah buka buku, browsing sana-sini, belajar mengemas materi agar tidak membosankan, ngaku lah, kalo belajar quran biasa pada bosen dan ngantuk, ini tantangannya, jangan sampaiiii anak kita, merasa beban belajar iqra atau qur'an, harusnya mereka fun dan senang,nanti deh saya sharing-sharing lagi di tulisan berikutnya.

Semoga tujuan akhir dari pendidikan kami, kita semua adalah menggapai Ridho Allah, karena apa guna kesuksesan dunia jika Ridha Allah tak didapat.

Media bantuku, untuk ngajarin triple F 'fun with Quran'



7 comments:

  1. Replies
    1. yupzzzz salam buat si lucu mika ya,, kiss kiss

      Delete
  2. Aku pas tau faris lagi menghafal An naba merasa gimanaaaa gitu..."aku kemana aja selama ini? kok belum melakukan apa-apa?"

    Aku mau ketularan semangatmu Dija...

    ReplyDelete
  3. Peluuuukkk...Allah Maha Baik ^_^
    Ayok Ami,kita belajar sama-sama.

    ReplyDelete
  4. Sama-sama belajar banget, sama aja, ak sering ubek-ubek timeline-nya mba ami, mba ophie buat belajar, ini menulis juga hasil ubek-ubek mbah google, ayooo kita nulis lagi yyaaaa :)

    ReplyDelete
  5. Salam kenal mbak Dija.

    Alhamdulillaah tambah 1 lagi MUST READ HS BLOG buat lemari kecil kami :).


    ReplyDelete
    Replies
    1. sama-sama belajar yuk bunda Fariha, aku juga ngintipin blogmu lohhh

      Delete