Wednesday 5 June 2013

Sosialisasi Ala HomeSchoolers

Sebelumnya tulisan yang keren tentang sosialisasi "nyatut dari web rumah inspirasi" klik disini

Kemudian saya mau bercerita tentang sosialisasi keluarga saya, sebagai pelaku tunggal hs, bukan anak-anak saya ya, karena kalau dijadikan sample mereka masih kekecilan hehe, jadi yang akan saya ceritakan disini ya again tentang ke 3 adek saya bukan soal narsisme, tapi lebih ke penjelasan bagaimana sosialisasi mereka,



Nur Asiah Hakim, 21 Tahun, saat ini sudah tamat setara SMU 2 tahun yang lalu, dan tamat dalam legalitas sanad ijazah al hafidzah (setara s1) dan masih mempersiapkan diri ke jenjang pendidikan berikutnya, di usia -nya yang saya rasa masih muda (muda daripada saya), saat ini dia beraktivitas sebagai kepala Sekolah Tarbiyatul Quran, menjadi guru beberapa siswa privat dan sanad, dan aktivitas lainnya (bantuin saya jualan online shop) misalnya, mengisi acara-acara kajian remaja Balikpapan, okeh kalau dia sih ga sah banyak ditanya aktivitas sosialisasinya deh, karena saya saja yang sekolah formal jauh kalahnya sama dia.......

Maryam Hakim, 17 tahun, sudah tamat setara SMU tahun ini dan sedang proses penamatan legalitas sanad Al Hafidzah, sosialisasinya mirip-mirip dengan kakaknya, Nur Asiah, teman mereka berdua yang saya tau sangat banyak lintas usia, generasi, mulai dari yang usia bayi hingga ibu rumah tangga yang ber-anak 6 curhat mengenai rumah tangganya ke Nur Asiah, Ini sosialisasi kan?

Sosialisasi lain terjadi juga yakni saling kopdar dengan sebaya dari dunia maya ke dunia nyata, mengikuti aktivitas organisasi lain, kursus, dan buanyak lagi.

Ibrahim, 12 tahun, full Homeschooling, sudah tamat setara SD. Bagaimana sosialisasi dia? kalau sekarang, karena kami sudah berupa lembaga ya tentu temannya banyak sekali, dengan usia yang tidak hanya sebaya, yakni usia bayi hingga dewasa juga. 
Yang menarik bagi saya, saat itu Ibrahim berusia 8 tahun, proses homeschooling berpindah-pindah dari kota Kutai, Balikpapan, Banjarmasin dan hingga Jakarta. Ibrahim tinggal di Jakarta selama 6 bulan, mengikuti mama yang juga sedang stay di Jakarta, dalam rangka mbantuin skripsi saya hehe, (ampuni saya ya ma, mau skripsi aja ampe ditungguin ortu)..
Tetangga kanan kiri saya pada saat itu sering bertanya "Kok ga sekolah?" "Kenapa gak sekolah?" "Nanti gimana ijazahnya?" dan banyak pertanyaan klasik seputar homeschooling, baik pertanyaan basa basi atau yang antusias pingin tau beneran.

Jawabannya emang ga dibuat-buat dan memang demikian benar adanya "Ibrahim menghafal Quran, alhamdulillah hafalannya sebentar lagi khatam," sampai situ semua yang bertanya akan diam. Sambil sebagian juga berfikir kasian banget ya kecil-kecil sudah berat tanggungannya disuruh menghafal quran, ya maklum lah banyak orang awam, but its okay, namanya manusia macam tingkah polah dan sah-sah saja lah, asal tidak mengganggu proses pembelajaran kami. 

Ibrahim dapat jatah bermain sore hari dan siang menjelang zuhur, kalau sore hari ya seperti biasa dia bermain bola, bahkan anak-anak tetangga rela nungguin Baim yang harus setoran hafalan dulu demi supaya bisa main bola bareng, biasanya mereka berkumpul depan pagar kontrakan saya saat itu, sambil memanggil-manggil "Ibrahimm,,, mainnn, Ibrahim,, main bolaa" hmmm,, itu sudah bentuk sosialisasi yang sangat luwes bisa membuat sebayanya rela nungguin Ibrahim untuk main bola bareng.

Tapi ada satu hal lagi yang bikin saya melting atas sikap dan sosialisasi dia, tetangga kanan saya saat itu, adalah orang yang seksi sekali, punya anak laki-laki, usianya 5 tahun. Kalau pulang TK, dia biasa mendatangi Ibrahim untuk mengajak bermain hotwheel, dan lain-lain. Nah, kalau bermain dengan Ibrahim, tiap azan Zuhur, Ibrahim selalu stop dan bilang saya mau shalat berjamaah di masjid, anak itu yang tidak pernah ke masjid pun akhirnya ikut ke masjid, dengan baju ala kadarnya. Lama kelamaan, dia merasa ngga nyaman sendiri karena baju yang sering dipakai ke mesjid agak lusuh, maka minta lah dia baju yang pantas ke mesjid oleh ibunya, dan dibelikan sang ibunya sarung berikut pecinya, dan surprise mereka ber 2 selalu ke mesjid jika Zuhur, ibunya senang doongggg,, ya anaknya ke mesjid terus, bapaknya aja ngga pernah ke mesjid (menurut saya yang lama tetanggaan sama dia), hingga suatu ketika saat azan Ashar, dia tidak dibolehkan ortunya ke masjid, karena ada acara gitulah, padahal Ibrahim sudah menunggu berangkat bareng,  ehhh ga nyangka si anak kecil ngamuk berat gara-gara gak dibolehkan orang tuanya ke mesjid sholat ashar berjamaah, maka menangis super kencanglah dia, guling-guling deh dia (biar dramatis pemirsaaaaa), dan Ibrahim,, ya sudah pergi duluan lah,,, yang surprise akhirnya si bapak yang ga pernah ke masjid akhirnya mengalah, si bapak ambil air wudhu ganti baju koko, dan si anak juga ganti baju koko, sambil bilang "pokoknya ga boleh ketinggalan solatnya ya pa,,, aku kan kalo sama Ibrahim ga pernah ketinggalan". Mamanya anak itu, kayaknya bener-bener terharu luar biasa, sampai dia bilang ke mama saya terimakasih terus-menerus (dengan tetep bajunya yang sueksi sekali hehe) karena anaknya sudah berteman dengan Ibrahim, jadi suaminya mau ke mesjid nemanin anaknya, dan tetap minta doakan agar anaknya bisa jadi anak yang soleh :), Aamiinnn, serentak kami meng-Aaminkan,,

Jadi, urusan sosialisasi itu bukan perkara HS atau tidak HS, tapi ya tergantung ke pengembangan keluarga masing-masing, interaksi sosial keluarga-nya masing-masing. Yups?

 Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)
Oiya ini foto Ibrahim yang sedang kopdar dengan sesama homeschoolers sebaya, kali ini homeschoolers dari Tangerang Selatan, yang kopdaran dengan homeschoolers Balikpapan, seruuu deh, anaknya asyik ngobrol begitu juga ortunya :),, saya?? saya lari-lari ngejar Faris Fathiya dan Farissa hehehe....


No comments:

Post a Comment